Jangan
Biarkan Dengki Bercokol di Hati
Alhasadu ya’kulul hasanaati, kamaa ta’kulun-naa-rul
hathaba
Artinya:
Dengki itu memakan kebaikan, tak ubahnya sebagaimana api memakan kayu
kering .
Di masyarakat
kita, banyak sekali kejadian yang sangat memilukan. Gara-gara adanya penyakit hati yang satu ini,
dengki, sebuah persahabatan menjadi pecah tidak keruan, dan kedekatan keluarga
menjadi sia-sia. Yang seharusnya mereka saling menanam kasih sayang, malah
sebaliknya, jadi seperti musuh yang sewaktu-waktu siap menjatuhkan lawan. Atau, apabila ada sedikit saja pemicu masalah,
yang sesungghnya sepele dan sederhana,
karena di hati sudah ada bibit dengki, maka bisa menjadi tombol peledak
pertengkaran yang hebat dan membahayakan. Dengan bibit dengki ini. hanya dalam
waktu sekejap, amal kebaikan yang sudah
lama ditanam, akan terhapus karena diungkit dengan kata-kata nyelekit, membuat
hati pun sakit. Itulah akibat ada rasa dengki yang tumbuh subur di hati bila
tidak segera diobati.
Di
dalam riwayat, awal mula Adam AS melakukan
kesalahan sehingga terusir dari surge sehingga harus merana di dunia, karena
tipu daya Iblis lantaran ada bibit kedengkian pada hati sang Iblis. Iblis begitu
merasa dengki kepada Adam karena ia
diperintah Allah Swt harus sujud kepada
Adam. “Eeeh… entar dulu. Apa hebatnya ente Adam. Ane kan tercipta dari api, sementara ente,
lha… hanya dari lempung hitam dan kotor.!
Ogah banget ane harus sujud ame
ente Adam. Sorri ya…“ Begitu kali kalau
Iblis bicara pake logat Betawi.
Iblis
menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Adam AS karena sombong. Dari sifat
sombong dan takabur itu, tumbuh rasa dengki. Lalu Iblis pun berupaya untuk
memperdaya Adam agar sama-sama tergolong makhluk yang nista, tercela karena
berbuat dosa. Maka, dengan tipu daya dan akal liciknya, Iblis menggoda Adam dan Hawa agar mau memakan buah larangan. Adam terperdaya
Iblis, karena di hatinya ada setitik kecil “rasa rakus”. Adam kuatir kehilangan
“fasilitas” kenikmatan sorga. Ia ingin meraup sebanyak-banyaknya nikmat, kekal,
dan tidak ada akhirnya. Maka, Adam pun terlempar dari surga dan harus
mengalami hidup merana sekian lama. Bahkan, sempat terpisah dari belahan
hatinya, Ibu Hawa tercinta.
Menurut Imam Ghazali dalam kitab Ihya
‘ulumuddin, pintu masuk rasa dengki ke hati itu banyak sekali. Namun bila ditelusuri, ternyata dengki itu masuk melalui tujuh pintu. Ketujuh
pintu tempat masuknya dengki itu adalah, permusuhan, merasa diri paling mulia,
takabur, -heran terhadap diri sendiri, takut dan khawatir kehilangan yang
paling dicinta, keinginan untuk terus berkuasa atau memimpin, dan yang ketujuh
adalah sikap keji dan kikir.
Di
masyarakat, acap terlihat, ada orang yang merasa tidak suka pada yang lain yang
sedang dibuai limpahan sejuta nikmat.
“Aku benci melihatnya!” Dia
berupaya agar semua kebaikan itu hilang dari orang yang dianggap musuhnya itu.
Kasus dengki semacam ini, tidak hanya terjadi pada orang yang kedudukan dan
taraf hidupnya sepadan. Adakalanya menimpa juga pada orang biasa yang merasa
“gerah” melihat atasannya semakin kaya dan
bahagia. Dia dilanda rasa dengki,
dan itu sangat merusak hati karena merasa diri paling mulia dan lebih berhak
menerima semua kenikmatan dibanding orang yang diangap sebagai musuhnya itu.
Kalangan filusuf mengkategorikan orang semacam ini sedang dilanda at-tauzzuz.
Dengki
ini mendatangkan bahaya antara lain dapat menghapus kesan kebaikan dan merusak
tali persaudaraan, membuat diri takabur, bila tidak segera disembuhkan, dapat
menjadi penyakit bawaan yang tidak terlihat nyata. Orang yang punya rasa dengki
ini juga selalu melihat keatas dalam hal nikmat, dan suka bersaing tidak tidak sehat.
Lantas bagaimana
cara praktis mengikis rasa dengki di hati? Mari kita sama-sama sadari, bahwa
dengki itu akan membawa kemudharatan
terhadap urusan agama maupun dunia . Tadi sudah
disebutkan dalam kata pembuka, bahwa dengki itu akan melenyapkan amalan bagai api
membakar kayu. Yang lebih menyakitkan hati dan rugi, biasanya, yang menang
justru ada pada pihak yang didengki.
Dengki itu
memang sohibnya setan. Dengan m,embiarkan dengki bercokol di hati, maka manusia
itu akan menjadi budaknya apa yang dicintainya. Apakah itu harta, tahta,
keluarga, atau benda. Ingat, bahwa
setiap kejahatan itu pada akhirnya akan kembali pada si pembuatnya. Apakah itu
kembali secara lahiriah, atau secara symbol-simbol yang membuat tidak ada
tenangnya hati. Untuk itu, mungkin akan
terlihat lebih bijaksana manakala kita dapat bersikap m,erendah di hadapan
lawan, dan niatkan dalam hati, agar setiap hari mencoba berintrofeksi dan
memperbaiki diri dari segala keburukan
dan kerusakan hati.
Sabda
Nabi SAW, tak ada dengki selain dalam
dua hal. Pertama, orang yang diberikan oleh berupa harta, lalu harta itu
diarahkan hingga habis guna membela kebenaran. Kedua, orang yang diberi Allah
ilmu pengetahuan, lalu diamalkan ilmu itu dan diajarkan kepada manusia.
Firman Allah SWT dalam Al-Quran, “Dan kami
buangkan segala kedengkian yang ada dalam hati mereka (sehingga merekamenjadi)
bersaudara, berhadap-hadapan diatas hambal”.
Saat
kita melaksanakan umrah maupun haji, bnuang jauh sifat dengki ini, dan
sembuhkan sesegara mungkin. Kita sama-sama berdoa di depan Ka’bah saat umrah
maupun haji, semoga Allah SWT senantiasa memelihara hati kita semua dari sifat
dengki.
Ariesta Tours Travel
Tang City Business Park Blok E/21
Jl. Jend. Sudirman, Cikokol - Tangerang
Telp. 622129239701, 622129239702
Fax. 622155781791
e-mail : ariestatourstravel2014@gmail.com
No comments:
Post a Comment